BANJARNEGARA – Hati-hati dalam membeli dan mengkonsumsi makanan. Bagi mereka yang menyukai mie, harap hati-hati bila menemukan mie basah yang warna mienya terlihat lebih mengkilap dibanding mie normal lainnya, tidak lengket, biasanya lalat tidak tertarik, tercium bau formalin dan kondisi mie mampu tahan selama dua hari meski tidak disimpan di lemari es. “Hampir dapat dipastikan mie dengan cirri tersebut mengandung formalin” urai Kasi Farmasi dan Minuman DKK Dra. Afrida, Apt., Kamis (11/08) di kantornya
Ciri tersebut di atas, lanjutnya, juga dapat ditengarai pada makanan lain yang ditemukan mengandung formalin pada saat razia, seperti bakso dan otak-otak. “Tambah lagi kedua jenis makanan ini teksturnya juga menunjukkan lebih kenyal dan liat” katanya.
Hal tersebut disampaikannya menanggapi hasil temuan Tim Gabungan Operasi Pasar yang juga melibatkan seksinya. Pada operasi pasar yang dilaksanakan Rabu (10/08) ditemukan jumlah kandungan formalin pada makanan bakso, otak-otak dan mie berkisar pada angka 10 mmg/ltr. “Hanya saja di Klampok ditemukan mie basah yang dijual bebas dengan kandungan formalin cukup tinggi mencapai 50 mmg/ltr” katanya.
Menurut Afrida, sedikit atau banyak kandungan formalin pada makanan sama saja bahayanya. Hal tersebut dikarenakan formalin bukan zat tambahan pada makanan dan termasuk zat berbahaya. “Formalin di kedokteran digunakan sebagai bahan pengawet mayat” katanya.
Tindakan mencampurkan formalin dalam makanan ini memang dapat mengakibatkan mie, bakso, otak-otak, atau jenis makanan lainnya, kata Afridam, bertahan dalam waktu yang lama, tidak akan membusuk karena formalin tadi mampu membunuh mikroba atau kuman kuman kecil yang biasanya berperan dalam proses pembusukan.
Akan tetapi, jika sering memakan makanan yang diawetkan dengan formalin dapat berakibat fatal pada tubuh. Gejala ringan berupa pusing dan muntah-muntah. “Akumulasi formalin dalam jumlah besar dalam tubuh dapat menyebabkan iritasi pada lambung sehingga bisa menimbulkan muntah darah” katanya.
Yang paling sering adalah keracunan kronis akibat sering memakan makanan yang diawetkan dengan formalin biasanya yang rusak adalah organ ginjal atau dapat menimbulkan kanker dikemudian hari. “Jadi hati hati dalam membeli dan mengkonsumsi makanan. Harus waspada terhadap makanan yang mengunakan formalin sebagai pengawet” pungkasnya.
Sementara itu, Robiyah (35 th) salah seorang pedagang di Pasar Klampok menyebutkan bahwa pada umumnya para pedagang, missal seperti dirinya, tidak paham betul makanan-makanan yang mengandung formalin itu seperti apa. Ia dan rekan-rekannya hanya menerima saja pasokan dari pemasok.
Lagi pula, katanya, reaksi pembeli sangat menentukan. Bila laris maka dia akan mengambil lagi makanan tersebut. “Saya jadi terima kasih dengan razia ini karena jadi tahu. Tentu saja setelah ini saya tidak akan kulakan lagi. Saya tidak mau rugi” katanya.
Menurut koordinator Tim Gabungan Operasi Pasar Pemkab Banjarnegara yang juga Kabag Perekonomian Setda Mulyanto, Sos mengatakan pengamatan dari Operasi Pasar yang dilaksanakan Rabu (10/08) di Pasar Kota Banjarnegara, Pasar Purwonegoro, dan Pasar Klampok menunjukkan ada pola berpindah para pedagang jenis makanan yang berformalin. Bila semula banyak dijumpai di pasar kota, sekarang bergeser pada pasar-pasar pinggiran. “Dari hasil temuan di pasar, pada umumnya makanan-makanan tersebut berasal dari luar kota” katanya.
Selain menemukan makanan-makanan yang mengandung formalin, lanjutnya, Tim juga menemukan menemukan daging ayam busuk yang tidak layak konsumsi dan barang kadaluarsa yang masih dijual oleh pedagang di pasar. “Yang kita khawatirkan, moment-moment seperti jelang Ramadhan ini dimanfaatkan oleh pedagang nakal untuk menghabiskan stok yang ada, meskipun barang-barang itu sudah kadaluarsa” katanya.
Oleh karena itu, untuk menjamin keamanan pembeli, lanjutnya, Tim OP yang terdiri dari Bagian Perekonomian Setda, Indagkop, Dintankanak, Dinkes Kabupaten dan Satpol PP akan menyita semua temuan untuk dimusnahkan. “Operasi ini akan terus digelar sampai Hari Raya untuk mencegah masuknya makanan yang tidak layak dikonsumsi ke pasaran” lanjutnya.(BNC/ebr)
sumber : klik disini
No comments:
Post a Comment
Jadilah anda yang pertama