Thursday, November 17, 2011

Ibu Bermata Satu

Ibuku hanya memiliki satu mata. Aku membencinya...sungguh memalukan. Ia menjadi juru masak di sekolah, untuk membiayai keluarga. Suatu hari ketika aku masih SD, ibuku datang. Aku sangat malu. Mengapa ia lakukan ini? Aku memandangnya dengan penuh kebencian dan lari.
Keesokan harinya di sekolah...
"Ibumu hanya punya satu mata?!?!"....eeeeee, jerit seorang temanku.
Aku berharap ibuku lenyap dari muka bumi. Ujarku pada ibu,
"Bu.... Mengapa Ibu tidak punya satu mata lainnya? Kalau Ibu hanya ingin membuatku ditertawakan, lebih baik Ibu mati saja!!!"

Wednesday, November 16, 2011

Nekad Tenan

Dekade 80an penataran Eka Prasetya Pancakarsa atau P4 wajib diikuti semua warga negara. Mau melamar kerja pun harus menunjukkan sertifikat P4. 



Setelah penataran, ternyata Pancasila tidak diamalkan. KKN berjangkit dimana-mana. Anak-anak muda tenggelam dalam dunia narkoba dan psikotropika. Sopan santun dan tata krama sudah tidak mendapat tempat di dalam kehidupan sehari-hari. 
Disintegrasi mulai bermunculan. Ekonomi juga hancur. Krisis di semua lini. 

Haji Tidak Harus ke Mekkah, kok bisa?

Abdullah bin Mubarak adalah seorang ulama yang masyhur di masanya. Hampir setiap tahun dia bisa menunaikan ibadah haji ke Makkah. Pada suatu masa, setelah menunaikan kewajibannya berhaji, dia tertidur di Masjidil Haram. Dalam tidurnya, dia bermimpi melihat dua malaikat yang turun dari langit. Mereka berdiri mengawang di hadapan Ibnu Mubarak. Kedua malaikat itu saling bercak ap- cakap. Salah satu di antara mereka bertanya, "Berapa kiranya orang yang menunaikan haji tahun ini?"

Malaikat satunya menjawab, "Seratus ribu orang!"

Saturday, November 12, 2011

Menikmati Setiap Episode Hidup

"Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat-menasehati supaya menaati kebenaran dan nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran." (QS. Al-Ashr (103):1-3)


Saudaraku yang budiman, langkah awal agar kita mampu menikmati setiap detik hidup ini, adalah dengan menumbuhkan sikap ridha (rela menerima kenyataan). Kebahagiaan dan kesedihan, keuntungan dan kerugian, akan terasa nikmat dengan sikap ridha. Mengapa demikian?

Friday, November 11, 2011

Pelajaran Sang Kodok

Sekelompok kodok sedang berjalan jalan melintasi hutan, dan dua di antara kodok tersebut jatuh kedalam sebuah lubang. Semua kodok kodok yang lain mengelilingi lubang tersebut. Ketika melihat betapa dalamnya lubang tersebut, mereka berkata pada kedua kodok tersebut bahwa mereka lebih baik mati. Kedua kodok tersebut mengacuhkan komentar-komentar itu dan mencoba melompat keluar dari lubang itu dengan segala kemampuan yang ada. Kodok yang lainnya tetap mengatakan agar mereka berhenti melompat dan lebih baik mati.

Wednesday, November 9, 2011

Mengapa Berteriak?

Suatu hari sang guru bertanya kepada murid-muridnya;
"Mengapa ketika seseorang sedang dalam keadaan marah, ia akan berbicara dengan suara kuat atau berteriak?" Seorang murid setelah berpikir cukup lama mengangkat tangan dan menjawab; "Karena saat seperti itu ia telah kehilangan kesabaran, karena itu ia lalu berteriak."
"Tapi..." sang guru balik bertanya, "lawan bicaranya justru berada disampingnya. Mengapa harus berteriak? Apakah ia tak dapat berbicara secara halus?"
Hampir semua murid memberikan sejumlah alasan yang dikira benar menurut pertimbangan mereka. Namun tak satupun jawaban yang memuaskan.

Putus Asa

Di sebuah situs internet diungkapkan kisah fiksi tentang seorang tentara bernama kopral Yono. Saat itu sekitar jam 7 malam, ia duduk melamun. Pandangannya kosong, sembari tangannya mengaduk es teh. Salah seorang temannya, sebut saja Ricky, tiba-tiba menyambar minuman yang sedang ia aduk. Tanpa basa-basi, Ricky langsung menenggak isi gelas itu sampai tak tersisa sedikitpun.

Friday, November 4, 2011

Jangan Meremehkan Orang Lain

Seruu.com Ketika seorang pengusaha sedang memotong rambutnya pada tukang cukur yang berdomisili tak jauh dari kantornya, mereka melihat ada seorang anak kecil berlari-lari dan melompat-lompat di depan mereka.
Tukang cukur berkata, "Itu Bejo, dia anak paling terbodoh di dunia"
"Apa iya?" jawab pengusaha.
Lalu tukang cukur memanggil si Bejo, Ia itu merogoh kantongnya dan mengeluarkan lembaran uang Rp 1000 dan Rp 500, lalu menyuruh Bejo memilih, "Bejo, kamu boleh pilih dan ambil salah satu uang ini, terserah kamu mau pilih yang mana, ayo nih!"
Bejo melihat ke tangan Tukang cukur dimana ada uang Rp 1000 dan Rp 500, lalu dengan cepat tangannya bergerak mengambil uang Rp 500.

Kuatnya Sebongkah Harapan

Dahulu, ada seorang pengusaha yang cukup berhasil di kota ini. Ketika sang suami jatuh sakit, satu per satu pabrik mereka dijual. Harta mereka terkuras untuk berbagai biaya pengobatan. Hingga mereka harus pindah ke pinggiran kota dan membuka rumah makan sederhana. Sang suami pun telah tiada.
Beberapa tahun kemudian, rumah makan itu pun harus berganti rupa menjadi warung makan yang lebih kecil sebelah pasar.
Setelah lama tak mendengar kabarnya, kini setiap malam tampak sang istri dibantu oleh anak dan menantunya menggelar tikar berjualan lesehan di alun-alun kota. Cucunya sudah beberapa. Orang-orang pun masih mengenal masa lalunya yang berkelimpahan. Namun, ia tak kehilangan senyumnya yang tegar saat meladeni para pembeli.

Wednesday, November 2, 2011

Sudahlah, maafkan saja

"Seputih melati, sebening embun pagi di hari suci yang penuh rahmat dan kemenangan. Ketulusan mema'afkan adalah kunci kemuliaan diri. Dengan segala kerendahan hati kami mengucapkan "Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1432 H. Mohon Ma'af Lahir dan Bathin" (dr Sudarmono & keluarga)
Bayangkan Anda sedang menghadiri pesta yang amat meriah. Semua orang tampil dengan pakaian terbaik. Makanan yang dihidangkanpun tampak lezat dan mengundang selera. Saat Anda antre untuk mengambil makanan, tiba-tiba seseorang yang sangat Anda percaya berbisik di telinga Anda, ''Hati-hati, banyak makanan tak halal disini, bahkan ada beberapa yang beracun!''
Saya berani menjamin Anda akan mengurungkan niat mengambil makanan. Boleh jadi Anda pun langsung pulang ke rumah. Anda benar, hanya orang bodohlah yang mau menyantap makanan tersebut. Kita tak mau makan sembarangan. Kita sangat peduli pada kesehatan kita.

Berita Terbaru