Wednesday, February 22, 2012

Bahagia itu Pilihan


Suatu ketika istri dari John Calvin Maxwell (seorang pembicara/motivator top), yaitu Margaret, sedang menjadi pembicara di salah satu sesi seminar tentang kebahagiaan.
Seperti biasa, sang suami duduk di bangku paling depan dan mendengarkan. Setelah itu, ada sesi tanya jawab. Seorang ibu mengajukan pertanyaan, "Bu Margaret, apakah suami Anda membuat Anda bahagia?"

Seluruh ruangan langsung terdiam. Pertanyaan bagus! Mereka penasaran menunggu jawaban Margaret.

Margaret tampak berpikir beberapa saat dan kemudian menjawab, "Tidak, John Maxwell tidak bisa membuatku bahagia."

Saturday, February 18, 2012

Seluruh Kementerian/Lembaga Ditargetkan Mendapat Remunerasi di Tahun 2012

Pemerintah menargetkan seluruh kementerian/lembaga (K/L) bakal mendapatkan tunjangan remunerasi di 2012 mendatang. Karena itu anggaran belanja pegawai dalam RAPBN 2012 dinaikkan 18% menjadi Rp 215,7 triliun. Dirjen Anggaran Kementerian Keungan Herry Purnomo menyatakan pemerintah telah menambah anggaran dalam belanja negara untuk remunerasi seluruh K/L pada tahun mendatang.

Nasib PNS Kementrian Dalam Negeri

Yth. Bp. Menteri Dalam Negeri, Ibu Menteri Keuangan, Bp. Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara, dan Bp. Ketua DPR RI Kasus Gayus PNS Gol. III Ditjen Pajak (terlepas dari kasus korupsi pajak), bagi kami menimbulkan rasa iri, betapa makmur, enak dan dan anak emasnya PNS di lingkungan Kemenkeu dengan dukungan kebijakan resmi seluruh PNSnya dirancang berpenghasilan besar (Gaji Pokok, Tunjangan, imbalan prestasi) di semua golongan (Gol. I s/d Gol. IV). Menurut keterangan Irjen Kemenkeu, Hekinus Manao gaji dan tunjangan PNS Gol. IIIa sebesar Rp. 2,4 juta, renumerasi Rp. 8,2 juta dan imbalan prestasi sekitar Rp. 1,5 Juta, dengan demikian PNS setingkat Gayus mencapai Rp. 11 juta per bulan, inilah operasional dari Kepmenkeu No.289/KMK.01/2007, belum lagi jika dibandingkan dengan renumerasi dari lembaga lainnya seperti BPK, KPK, MA dll.

Thursday, February 16, 2012

Jangan Menjadi Batu Sandungan


Dikisahkan, ada seorang anak muda yang mempunyai temperamen tinggi. Seringkali karena hal-hal sepele, dia mudah tersinggung dan marah, bahkan bila perlu berkelahi dengan orang lain yang dianggap telah menghinanya. Orangtuanya berkali-kali menasihati agar belajar bersabar dan mau mengerti orang lain, tetapi si anak tidak menggubris dan menganggapnya sebagai angin lalu.
Suatu hari saat berkendara di jalan raya, sepeda motor yang dikendarai bersama temannya dilanggar oleh orang lain. Sifat pemarahnya pun muncul. Dengan perasaan jengkel, segera saja motor itu dikejar dan dipepet dengan tingkah sok jagoan. Merasa dirinya menang, saat menyaksikan orang tadi meminggirkan motornya, dia pun tancap gas sambil tertawa terbahak-bahak.

Saturday, February 4, 2012

Mengejar Kebanggaan


Mengejar kebanggaan memang dapat mendatangkan kerugian jika tidak diperhitungkan dengan cermat atau hanya sekedar untuk unjuk gaya. Tetapi jika semangat mengejar kebanggaan ini didasari dengan perhitungan yang cermat pasti akan mendatangkan keuntungan. Sehingga, mengejar kebanggaan itu memiliki arti serta manfaat positif, dan beberapa diantaranya adalah sebagai berikut.

Mengejar kebanggaan menjadikan kita memiliki kemauan keras dan ego. Hal itu menyalakan api motivasi dalam mengejar suatu target atau impian. Ini juga akan membuat kita berusaha mempertahankan harga diri dengan tetap berjuang dan sampai target tercapai, walaupun tak banyak dukungan dan situasi juga tidak menguntungkan.

Open Your Mind

SUATU ketika seorang mahasiswa tingkat undergraduate mengetuk ruang kerja saya di Bevier Hall– University of Illinois, Amerika Serikat (AS).

Sebagai teaching assistant di kampus itu, saya bertugas menggantikan seorang profesor yang mengajar mata kuliah consumer economics. Selain mengajar, saya juga membuat sebagian soal ujian dan memeriksanya. Dengan mimik penuh percaya diri, dia menyampaikan masalahnya. Dia menunjuk lembar jawaban soal yang terdiri atas pilihan berganda (multiple choice) yang baru saja dia terima.Nilai yang dia dapat tidak terlalu jelek,tetapi dia kurang puas dan mengajak saya berdiskusi, khusus pada sebuah soal yang dianggapnya terbuka untuk didiskusikan. Setelah membacanya kembali, tiba-tiba saya tersadar, soalnya memang konyol sekali.

Berita Terbaru