Friday, August 17, 2012

Ramadan Berakhir Jum'at Kenapa Sholat Idul Fitri Minggu


Saya masih merasa gundah dengan sejumlah pertanyaan dari para sahabat saya tentang awal Ramadan dan Awal Syawal. Sungguh kasihan menyaksikan mereka kebingungan memahami ‘fenomena’ penetapan waktu ibadah yang berbeda itu. Dan, lebih kasihan, karena ternyata kebingungan tersebut terulang lagi saat menyongsong datangnya Idul Fitri. Karena itu, saya ingin berbagi pemahaman lebih jauh tentang hal ini.

‘’Saya benar-benar bingung mas Agus. Awal Ramadan bingung, akhir Ramadan juga bingung. Saya takut berdosa, karena melakukan ibadah tanpa mengetahui ilmunya. Bukankah Al Qur’an mengajari agar kita punya alasan yang jelas dalam menjalani agama ini?’’ Kata kawan saya memulai ‘curhat’nya, sambil mengutip QS. 17: 36. ‘’Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggung-jawaban.’’

Yang menjadi kegundahannya adalah, kenapa shalat Idul Fitri 1433 H ini digelar di hari Minggu, 19 Agustus 2012. Padahal menurut hisab dan rukyat, Insya Allah bulan Ramadan akan berakhir Jum’at malam, 17 Agustus 2012. Mestinya kan shalat Id digelar hari Sabtu, karena sudah masuk 1 Syawal.Lha kok shalat Id dilakukan Minggu. Kenapa bisa demikian?

Seperti telah saya bahas di awal Ramadan, kerancuan ini mestinya tidak perlu terjadi jika sejak awal kita bisa memisahkan pemahaman Astronomi dan pemahaman fikihnya. Astronomi adalah sebuah fakta posisi benda langit yang tak bisa dimanipulasi. Sedangkan fikih adalah hukum yang bisa ‘disesuaikan’ seiring dengan kondisi yang terjadi.

Untuk memahami secara runtut, marilah kita flash-back sedikit ke awal Ramadan. Bahwa semua pihak yang berkompeten waktu itu sepakat: bulan Syakban berakhir Kamis, 19 Juli 2012, pukul 11.25 wib. Sehingga, ketika saat Maghrib datang, bulan Syakban sudah benar-benar berakhir, digenapkan dalam usia 30 hari. Tentunya, Jum’at sudah masuk 1 Ramadan. Adalah tidak mungkin untuk memasukkan Jum’at ke bulan Syakban, karena akan menjadikan bulan Syakban berumur 31 hari. Menetapkan hari Jum’at sebagai penggenapan bulan Syakban adalah sebuah keputusan yang absurd, karena usia bulan-bulan Hijriyah hanya berkisar antara 29 atau 30 hari.

Menyongsong datangnya bulan Syawal, insya Allah semua pihak juga bakal sepakat bahwa akhir Ramadan akan jatuh besok, Jum’at malam (17/8). Cara menghitungnya sederhana saja, yakni: akhir bulan Syakban ditambah 29,5 hari akan menghasilkan akhir bulan Ramadan. Karena akhir Syakban adalah Kamis, 19 Juli 2012, pukul 11.25, maka diperolehlah akhir Ramadan jatuh pada hari Jum’at (17/8) sekitar jam 23.00 wib. Saya kira, semua pihak tidak akan berbeda pendapat tentang hal ini.

Tapi, jika benar besok semua pihak menyepakati bahwa Ramadan telah berakhir, kenapa shalat Idul Fitri baru digelar di hari Minggu? Disinilah diperlukan penjelasan fikihnya. Karena secara Astronomi sihsudah sangat jelas, bahwa Bulan Ramadan berakhir besok, dan lusa hari sabtu, posisi bulan sudah berada di tanggal 1 Syawal. Dan berarti, Minggunya bulan sudah berada di posisi 2 Syawal. Tetapi secara fikih, kita memang memiliki pilihan untuk mengakhiri puasa atau menggenapkannya, meskipun Ramadan telah berakhir.

Dikarenakan bulan Ramadan baru habis di Jum’at malam, sekitar pukul 23.00 wib, maka saat matahari tenggelam itu memang masih berada di bulan Ramadan. Itu berlanjut sampai sekitar 5 jam kemudian. Dalam penanggalan Hijriyah batas hari ditetapkan saat Maghrib, bukan tengah malam seperti kalender Masehi. Oleh karena itu, setelah Maghrib, hari sudah berganti menjadi Sabtu Hijriyah, dan Ramadannya masih tersisa sekitar 5 jam sampai jam 23.00 wib.

Secara fikih, jika hari terakhir Ramadan masih menyisakan bulan, maka Rasulullah mengajari kita agar menggenapkannya sampai datangnya waktu Maghrib. Dan shalat Id baru digelar esoknya. Itulah alasannya kenapa kita masih berpuasa di hari Sabtu, yang notabene posisi bulan sudah 1 Syawal. Tidak apa-apa. Karena secara fikih memang demikian hukumnya. Meskipun, penggenapan itu sendiri lantas dipahami secara berbeda-beda, yakni: ada yang ‘menggenapkan’ puasanya menjadi 29 hari; dan ada pula yang menggenapkan puasanya menjadi 30 hari. Ya, sudahlah. Dengan demikian, shalat Idul Fitri, baru kita lakukan pada hari Minggu, 19 Agustus 2012, yang notabene sebagian harinya sudah masuk 2 Syawal. Juga tidak apa-apa, karena dasar hukumnya jelas. Dan karena penggenapan 30 hari itu, maka meskipun posisi bulan sudah berada di 1 Syawal, hari Sabtu itu masih boleh disebut bulan Ramadan hari ke-30. Dan, berdasar kesepakatan, hari Minggunya pun bisa disebut 1 Syawal.

Meskipun, sempat berbeda di awal Ramadan, kita tetap wajib mensyukuri kebersamaan lebaran kali ini. Karena, jika lebarannya yang berbeda ‘ongkos sosialnya’ bakal lebih mahal lagi. Kita berharap, mudah-mudahan tahun depan bukan hanya Idul Fitrinya yang bersamaan, melainkan umat Islam sudah bisa bergandengan tangan sejak memasuki awal Ramadan. Betapa indahnya jika umat ini bersatu padu, mengeratkan persaudaraan di dalam ridha Allah. Sungguh kita semua merindukan datangnya kebersamaan itu..!

‘’Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali Allah. Dan janganlah kamu bercerai berai. Dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu bermusuh-musuhan, kemudian Allah mempersatukan hatimu. Lalu kamu menjadi orang-orang yang bersaudara karena nikmat Allah. Padahal (ketika itu) kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu darinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.’’ [QS. Ali Imran: 103]

Wallahu a’lam bishshawab.

sumber : klik disini

No comments:

Post a Comment

Jadilah anda yang pertama

Berita Terbaru