Wednesday, August 15, 2012

Fase Lenyap Setelah Alam Akhirat


Segala sesuatu ini muncul dari ‘ketiadaan’ dan bakal kembali kepada ‘ketiadaan’. Dalam istilah Al Qur’an, kalimat yang sering kita dengar itu berbunyi: inna lillaahi wa inna ilaihi raaji’uun – sesungguhnya (semua ini) milik Allah, dan bakal kembali kepada-Nya.’’ Ternyata, drama kehidupan manusia, menurut Al Qur’an, melewati lima fase: dari tiada menuju tiada kembali.

Dalam konteks pengetahuan manusia yang terbatas, keberadaan ‘sebelum ada’ itu disebut sebagai ‘ketiadaan’. Belum eksis, bahkan tidak eksis. Dan sesudah drama kehidupan ini selesai, kita juga bakal kembali tidak ada, alias kehilangan eksistensi kembali. Sebuah ‘kehilangan’ yang sebenarnya tidak pantas kita sebut kehilangan, karena memang kita tidak pernah memilikinya. Sejak awal kita sudah tidak ada, sebab yang ada itu memang hanya Dia: Allah azza wajalla.
                 
‘’ Bukankah telah datang atas manusia satu fase dari perjalanan waktu, dimana ketika itu dia belum merupakan sesuatu yang bisa disebut?’’ [QS. Al Insaan: 1].

Ya, orang tua kita saja belum menikah, tentu saja kita pun belum ada. Itulah fase pertama dari drama kehidupan manusia. Dalam istilah Al Qur’an di ayat yang berbeda, fase itu disebut sebagai fase kematian. Setelah itu, Allah menciptakan manusia di dalam rahim ibunda, dan kemudian menjalani drama kehidupannya di dunia, selama bertahun-tahun, di fase kedua. Ada yang mati usia muda, dan ada yang meninggal setelah berusia tua. Fase ini disebut sebagai fase kehidupan.

Fase ketiga, manusia bakal dimatikan lagi. Badannya hancur terurai menjadi tanah, atau unsur-unsur biokimiawi, tapi jiwanya masih hidup, beralih ke dimensi yang lebih tinggi. Al Qur’an menyebutnya sebagai fase alam barzakh alias alam kubur. ‘’ Dan janganlah kamu mengira orang-orang yang meninggal di jalan Allah itu mati; sebenarnyalah mereka itu hidup, tapi kamu tidak menyadarinya.’’ [QS. Al Baqarah: 154]. Fase ini disebut juga sebagai ‘fase menunggu’, yakni menunggu datangnya kiamat.

Fase keempat, adalah fase akhirat dimana manusia yang sudah mati bakal dihidupkan kembali. Sebuah fase yang seringkali dicemoohkan oleh orang-orang yang tidak percaya Tuhan. Bukan hanya oleh umat sekarang, melainkan sudah sejak zaman para rasul masih hidup. ‘’Dan mereka berkata (mencemooh): apabila tubuh kami telah menjadi tulang belulang dan benda-benda yang hancur, benarkah kami akan dibangkitkan kembali sebagai makhluk yang baru?" [QS. Al Israa’: 49]

Dalam buku saya yang berjudul ‘Ternyata Akhirat Tidak Kekal’, saya menjelaskan secara saintifik bahwa segala benda yang hancur ini akan dengan sendirinya utuh kembali, jika Allah membalik pergerakan alam semesta. Fakta Astronomi menjelaskan, bahwa alam semesta sekarang sedang mengembang. Dikenal sebagai expanding universe. Karena pengembangannya itu, segala sesuatu mengalami peningkatan kekacauan. Dalam istilah Fisika disebut sebagai ‘kenaikan entropi’.

Akibat dari meningkatnya entropi itu, segala benda sedang menuju pada kerusakan. Yang utuh sedang menuju kehancuran. Yang hidup sedang mengarah kepada kematian. Yang segar sedang berproses membusuk. Dan seterusnya. Itulah hukum alam dunia, disebabkan alam semesta terus memproduksi entropi yang meningkat seiring dengan pengembangannya.

Tapi, ketika alam semesta ini mengerut kembali diakibatkan oleh gaya gravitasi pusat universe yang menyedot balik segala benda langit, hukum alam akan berjalan terbalik pula. Yang tadinya hancur bakal utuh kembali. Yang tadinya mati, akan hidup kembali. Dan yang tadinya busuk bakal segar kembali. Mirip dengan gelas pecah berantakan yang menjadi utuh kembali ke atas meja dimana ia diletakkan semula, dikarenakan film rekamannya diputar secara terbalik..! Fisika menyebutnya sebagaiuniverse yang memiliki entropi menurun.

Maka, sesungguhnya tidak ada keberatan apa pun secara saintifik bahwa alam yang hancur ataupun manusia yang sudah mati bakal bisa hidup kembali. Secara teoritis, hanya memerlukan action untuk membalik pergerakan alam semesta dari mengembang menjadi menciut kembali. Dan ini sudah dijelaskan dalam teori Big Bang, yang diakui oleh mayoritas pakar Astrofisika modern. Dengan kata lain, informasi tentang dibangkitkannya manusia di hari pengadilan kelak, bukanlah hal yang mustahil. Karena semua itu telah memperoleh pijakan kuat dari teori-teori Fisika modern yang terus berkembang.

Yang lebih menarik, fase keempat yang kita kenal sebagai Alam Akhirat itu ternyata bukanlah fase terakhir drama kehidupan manusia. Karena, ternyata masih ada fase kelima, berupa hancurnya alam semesta di pusat ledakan kunonya. Dimana alam ini pernah terlahir, disitu pula alam semesta bakal berakhir.

Dalam teori Big Bang, fase hancurnya alam semesta itu disebut sebagai fase Big Crunch – kehancuran total. Itulah saat musnahnya segala yang ada. Seluruh benda-benda langit mulai dari galaksi-galaksi, bintang dan matahari, planet dan bulan yang mengitarinya, bakal lenyap disedot oleh black-holemaharaksasa di pusat jagat raya semesta. Bukan cuma hancur, melainkan runtuh dan lenyap kembali kepada ketiadaan..! Ayat berikut ini menyebutnya sebagai fase: ilaihi turja’un – (semua) bakal kembali kepada-Nya. Inilah fase kelima, yang bakal terjadi setelah berakhirnya alam akhirat, yang berjalan selama miliaran tahun.

‘’Kenapa kamu ingkar kepada Allah, padahal kamu tadinya MATI (fase 1: ketiadaan), lalu Allah MENGHIDUPKAN  kamu (fase 2: alam dunia), kemudian kamu DIMATIKAN (fase 3: alam barzakh) dan DIHIDUPKAN-Nya kembali (fase 4: alam akhirat), kemudian kepada-Nya-lah kamu bakal DIKEMBALIKAN (fase 5: lenyap kembali)?’’  [QS. Al Baqarah: 28]

Wallahu a’lam bishshawab.

sumber : klik disini

No comments:

Post a Comment

Jadilah anda yang pertama

Berita Terbaru