Wednesday, February 18, 2009

Yang Bergerak Paling Cepat

Seorang manager Personalia sedang menyeleksi pelamar untuk satu lowongan dikantornya. Setelah membaca seluruh berkas lamaran yang masuk, dia menemukan 4 orang calon yang cocok. Dia memutuskan memanggil ke-4 orang itu dan menanyakan 1 pertanyaan saja. Jawaban mereka akan menjadi penentu apakah akan diterima atau tidak.

Harinya tiba dan ke-4 orang itu sudah duduk rapi di ruangan interview. Si Manager lalau mengajukan 1 pertanyaan: 
Sepengetuan Anda, apa yang bergerak paling cepat?
Pelamar I menjawab, “PIikiran".
Karena pikiran itu muncul begitu saja di dalam kepala, tanpa peringatan, tanpa ancang-ancang dan tanpa direncanakan. Tiba-tiba saja dia sudah ada. Jadi Pikiran adalah yang bergerak paling cepat yang saya tahu”.
“Jawaban yang sangat bagus dan logis”, sahut si Manager Personalia. 
“Kalau menurut Anda?”, sang Manager bertanya ke pelamar berikutnya.
“Hm…."Kedipan Mata" Datangnya tidak bisa diperkirakan, dan tanpa kita sadari mata kita sudah berkejap. Sangat reflek sekali kejadiannya. Kedipan mata adalah yang bergerak paling cepat kalau menurut saya”. ”Bagus sekali! dan memang ada ungkapan ’sekejap mata’ untuk menggambarkan betapa cepatnya sesuatu terjadi”.Si manager berpaling ke pelamar ketiga,
yang kelihatan sedang berpikir keras.
“Nyala Lampu" adalah yang tercepat menurut saya, jawabnya, “Saya sering menyalakan saklar di dalam rumah dan lampu yang di taman depan langsung saat itu juga menyala” Si manager terkesan dengan jawaban pelamar III. “Memang sulit mengalahkan kecepatan cahaya”, pujinya.
Dilirik oleh sang manager, kandidat Iterakhir lalu menjawab, “Sudah jelas bahwa yang paling cepat itu adalah Diare”
“Apaaaaaaa???!!!”, seru sang manager yang terkaget-kaget dengan jawaban yang tak terduga itu. “Oh saya bisa menjelaskannya” , kata si pelamar yang terakhir itu. “Dua hari yang lalu n perut saya mendadak mules sekali.
Cepat-cepat saya berlari ke toilet. Tapi sebelum saya sempat Berpikir, Mengedipkan Mata atau Menyalakan Lampu, saya sudah berak di celana”
Sang Manager mengangguk-angguk bener juga jawaban Anda, tapi ........
Sudah tidak pakai tapi-tapian, sudah jelas jawaban saya yang paling tepat. Managerpun akhirnya menyerah dan menerima sebagai karyawan.

No comments:

Post a Comment

Jadilah anda yang pertama

Berita Terbaru