Badan Intelijen Negara, Kepolisian, dan TNI saling mengklaim bahwa pihaknya adalah institusi yang terbaik dalam menangkap penjahat. Namun sayangnya justru kejahatan semakin meraja lela. Untuk mengakhiri debat kusir ketiga kubu tersebut pemerintah mengambil langkah untuk melakukan tes terhadap hal ini.
Dilepaskanlah seekor anjing ke sebuah hutan yang sangat lebat. Kemudian ketiga kelompok itu Badan Intelijen Negara. Kepolisian, dan TNI secara bergiliran supaya menangkap anjing itu dalam keadaan hidup-hidup.
Setelah diundi BIN mendapat giliran pertama masuk ke hutan. Mereka menempatkan informan-informan di setiap sudut hutan itu. Mereka dengan cermat memasang alat perangkap untuk bisa menangkap anjing dimaksud. Tidak ada sedikitpun bagian hutan yang luput dari pengawasan. Setelah satu bulan penyelidikan hutan secara menyeluruh akhirnya BIN mengambil kesimpulan bahwa anjing tersebut tidak pernah ada, alias hanya isu.
Berikutnya adalah dari ABRI masuk ke hutan. Dengan teknik perangnya mereka berusaha sekuat tenaga untuk bisa menangkap sasarannya TNI semakin percaya diri karena BIN sudah menyerah sebelumya. Waktupun berjalan terus. Setelah satu bulan bergerilya tanpa hasil, mereka akhirnya frustrasi dan membakar hutan sehingga setiap makhluk hidup didalamnya terpanggang tanpa terkecuali. Semua bangkai diambil dan diserahkan kepada pemerintah, sambil berkata salah satu dari bangkai ini adalah anjing. Jika pemerintah tidak bohong. Pemerintahpun terdiam seribu bahasa.
Terakhir adalah kesempatan bagi Polisi untuk membuktikan kemampuannya. Diluar dugaan baru berjalan dua hari dua malam polisi sudah keluar dari hutan sambil membawa seekor anak kambing yang telah babak belur disekujur tubuhnya bekas pukulan benda keras.
Anak kambing itu berteriak-teriak :
Ampun Pak Polisi ampun...... ampun sekali mohon ampun . Memang benar saya akui memang saya anjing yang bapak cari-cari. Tapi saya mohon perlindungan ampun pak.. ampun .........
No comments:
Post a Comment
Jadilah anda yang pertama